Cinta memang tak mengenal logika. Hal itulah yang membuat Nia Kurniati, tersangka kasus pembunuhan yang kini ditahan di Polres Depok, Jawa Barat, rela menanggalkan agama Islam demi menikahi kekasihnya yang beragama Katolik. Kini, tiga tahun berselang, Nia mengaku sudah sadar jika ia salah jalan dan memilih kembali kepelukan agama Islam. Ia mengucapkan syahadat ketika Ramadhan datang.
Saat berbincang dengan ROL di Polres Depok, Jalan Margonda Raya 14, Senin (23/7) kemarin, Nia yang ditahan lantaran diduga ikut membantu dalam kasus pembunuhan itu, mengaku tak menyangka bakal menempuh hidup "blangsak". Apalagi usianya masih terbilang muda, 20 tahun. "Menjadi seorang tahanan bukan menjadi pilihan hidup. Namun, bila ini merupakan jalan untuk bertaubat aku ikhlas," ujar Nia yang murtad pada usia 17 tahun.
Sebenarnya, Nia berasal dari keluarga yang taat beragama. Hingga usia 17 tahun, ia masih menjadi seorang muslimah. "Kakekku seorang ustad, paman-pamanku juga mengerti agama," ucapnya.
Namun, karena salah pergaulan, ia mengenal seorang pria beragama Katolik. Nia mengungkapkan, keluarganya sebenarnya menentang hubungan tersebut. Cinta, kata Nia, sudah membutakan mata dan hatinya. Karena cinta pula ia rela memberikan segalanya kepada pria tersebut, termasuk keperawanannya. Ia pun hamil di luar pernikahan. Tak mau dirundung malu, Nia pun rela keluar dari agama Islam alias murtad, dan memeluk agama suaminya. "Kami pun menikah."
Dari pernikahan itu, lahir anak laki-laki bernama Kevin yang kini berusia 1,5 tahun. Selama menjalani pernikahan sekitar tiga tahun, Nia mengaku dipaksa mengikuti semua yang dipinta suaminya, termasuk ikut berdoa menurut agama sang suami.
"Suami selalu bilang, "kamu itu harus ngikutin aku, kalau kamu mau serius kita berdoa bareng-bareng"," ujar Nia menirukan ucapan suaminya.
Nia mengaku, meski bibirnya mengiyakan. Namun jauh di lubuk hatinya menentang itu semua. "Tiap kali berdoa misalnya mau makan, mau tidur, aku selalu berdoa sendiri. Tetap saja perasaan enggak bisa dibohongin," kata Nia yang mengaku suaminya kerap marah jika dirinya mendengarkan suara azan di televisi atau acara-acara ceramah.