Foto Hot Gaya Berpakaian Anak SD Di Jepang - Berikut ini beberapa foto hot gaya berpakaian anak SD di jepang khusus untuk para penggemar dunia gemblung. Jika anda ingin melihat foto hot gaya berpakaian anak SD di jepang. Silakan anda dapat melihat thread dibawah ini.
Jepang adalah salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan yang terbaik di dunia. Sistem pendidikan di Jepang mengajarkan para peserta didik agar mandiri sejak dini.
Seorang murid taman kanak-kanak disana pun jam sekolahnya panjang, bisa sampai sore. Dan di sekolah, saat mereka makan siang mereka sudah terbiasa makan secara teratur dengan membawa bekal dari rumah. Dan setelah makan, mereka akan langsung membereskan bekal makanannya tersebut. Para guru hanya mengawasi. Beda dengan anak TK di Indonesia yang masih sering harus diawasi oleh orang tua.
Dan, sistem pendidikan dasar di Jepang (SD = shogakkou) tidak mengenal adanya seragam sekolah. Para siswa berpakaian bebas. Seragam mulai diberlakukan disekolah apabila sudah setingkat SMP dan SMA. Nah, karena para siswa Jepang sudah mandiri sejak kecil, maka cara berbusananya pun juga mencerminkan "kemandirian" mereka.
Anak-anak SD di Jepang, khususnya siswa putri sudah pintar dalam berpenampilan. Mereka sudah bisa memilih gaya busana apa yang akan mereka pakai ke sekolah. Dan sayangnya, efek jeleknya adalah mereka kerap berpenampilan yang tidak sesuai dengan usianya, seperti yang bisa dilihat dari foto-foto berikut:
Penampilan mereka sangat dewasa bukan? Suudah jamak saat ini menemukan para siswi SD berpenampilan ala "tante-tante" lengkap dengan hand bag dan sepatu ber-hak kalal ke sekolah.
Para orang tua dan guru tidak berkeberatan anak-anak berpenampilan demikian, asalkan masih dalam batas-batas kesopanan. Lagipula mereka beralasan bahwa jangan biarkan para siswa mengekspresikan diri, sebab itu berperan penting agar mereka terbiasa belajar dalam suasana hati yang gembira. Mengapa demikian? Tidak laindan tidak bukan adalah karena kurikulum pendidikan di Jepang sangat padat dan berat. Tidak heran kalau disana banyak kasus anak SD bunuh diri karena stres dan malu akibat nilai jelek.
Para pakar pendidikan di barat banyak yang berpendapat bahwa cara Jepang ini adalah salah. Kurikulum yang terlalu padat dan berat memang tidak disangkal dapat menyebabkan seorang siswa stres dan nilainya anjlok, bahkan seorang siswa yang paling pintar sekalipun. Namun, Jepang seolah tak bergeming. Sebab sudah terbukti, sistem pendidikannya menciptakan generasi yang andal, rajin, tahan banting, cerdas, dan berjiwa inovasi.
Jepang adalah salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan yang terbaik di dunia. Sistem pendidikan di Jepang mengajarkan para peserta didik agar mandiri sejak dini.
Seorang murid taman kanak-kanak disana pun jam sekolahnya panjang, bisa sampai sore. Dan di sekolah, saat mereka makan siang mereka sudah terbiasa makan secara teratur dengan membawa bekal dari rumah. Dan setelah makan, mereka akan langsung membereskan bekal makanannya tersebut. Para guru hanya mengawasi. Beda dengan anak TK di Indonesia yang masih sering harus diawasi oleh orang tua.
Dan, sistem pendidikan dasar di Jepang (SD = shogakkou) tidak mengenal adanya seragam sekolah. Para siswa berpakaian bebas. Seragam mulai diberlakukan disekolah apabila sudah setingkat SMP dan SMA. Nah, karena para siswa Jepang sudah mandiri sejak kecil, maka cara berbusananya pun juga mencerminkan "kemandirian" mereka.
Anak-anak SD di Jepang, khususnya siswa putri sudah pintar dalam berpenampilan. Mereka sudah bisa memilih gaya busana apa yang akan mereka pakai ke sekolah. Dan sayangnya, efek jeleknya adalah mereka kerap berpenampilan yang tidak sesuai dengan usianya, seperti yang bisa dilihat dari foto-foto berikut:
Penampilan mereka sangat dewasa bukan? Suudah jamak saat ini menemukan para siswi SD berpenampilan ala "tante-tante" lengkap dengan hand bag dan sepatu ber-hak kalal ke sekolah.
Para orang tua dan guru tidak berkeberatan anak-anak berpenampilan demikian, asalkan masih dalam batas-batas kesopanan. Lagipula mereka beralasan bahwa jangan biarkan para siswa mengekspresikan diri, sebab itu berperan penting agar mereka terbiasa belajar dalam suasana hati yang gembira. Mengapa demikian? Tidak laindan tidak bukan adalah karena kurikulum pendidikan di Jepang sangat padat dan berat. Tidak heran kalau disana banyak kasus anak SD bunuh diri karena stres dan malu akibat nilai jelek.
Para pakar pendidikan di barat banyak yang berpendapat bahwa cara Jepang ini adalah salah. Kurikulum yang terlalu padat dan berat memang tidak disangkal dapat menyebabkan seorang siswa stres dan nilainya anjlok, bahkan seorang siswa yang paling pintar sekalipun. Namun, Jepang seolah tak bergeming. Sebab sudah terbukti, sistem pendidikannya menciptakan generasi yang andal, rajin, tahan banting, cerdas, dan berjiwa inovasi.