Remaja terkenal dengan tindakannya yang konyol dan sembrono. Namun hal itu bukan berarti mereka tidak memikirkan risiko atas perbuatannya sama sekali. Peneliti dariNew York Universitypun akhirnya mengungkapkan alasan kenapa remaja suka bertindak sembrono.
Seperti yang dilansir dariLive Science (01/10/2012), remaja lebih bisa menerima ambiguitas atau ketidakjelasan hasil yang ada. Termasuk jika risikonya juga terlihat buram.
"Dalam situasi yang risikonya jelas, remaja tidak akan melakukan hal itu. Namun kalau risiko dan hasil akhirnya tidak jelas, mereka akan maju terus," demikian tutur kepala peneliti, Agnieszka Tymula.
Fenomena tersebut dijelaskan sebagai toleransi ambiguitas. Akibatnya, mereka selalu terlihat bertindak sembrono dan suka melakukan hal-hal yang berisiko tinggi.
Risiko dan ambiguitas hasil akhir memang seperti dua sisi mata uang yang saling berhubungan. Namun keduanya sangat berbeda. Dalam situasi yang tampak berisiko, hasil akhir biasanya juga sudah bisa terlihat. Namun pada kondisi yang ambigu, risiko dan hasil akhirnya sama sekali tidak terbaca.
"Di dalam penelitian, kami akhirnya memahami ketika remaja tahu risiko sebuah kondisi, mereka tidak akan melanjutkan perbuatannya," tulis peneliti dalam jurnalProceedings of the National Academy of Sciences.
Setelah ini, Tymula menyebutkan sebaiknya ada penelitian lebih lanjut untuk menguak perilaku pengambilan risiko yang jelas dan tidak jelas. Sementara itu, Tymula juga menuturkan jika hasil penelitiannya kini bisa dimanfaatkan untuk merangsang pola pikir remaja. Misalnya meyakinkan risiko yang ada sebelum mereka melakukan tindakan buruk.
Contohnya, mengurangi kebiasaan menyetir mobil sambil mabuk. Jadi, ketika remaja tahu risiko dari perbuatan itu, keputusan mereka yang dinilai buruk dan sembrono bisa diminimalisir.