Inilah Alasan Terkonyol Siswa Yang Lolos Hukuman Tidak Mengerjakan PR
Sebagai guru, Anda mungkin sering menemukan ribuan alasan yang dikemukakan murid-murid Anda saat mereka tidak mengerjakan PR. Namun perkembangan teknologi dan mudahnya mendapatkan informasi rupanya semakin memperbesar kreatifitas mereka dalam membuat alasan.
Alasan-alasan seperti buku tugas yang dimakan oleh anjing peliharaan, atau tertidur saat mengerjakan PR sudah menjadi barang basi yang benar-benar sudah tidak terpakai lagi. Sebaliknya kini tidak sedikit anak-anak yang terlalu kreatif sehingga memberikan alasan yang mungkin sulit untuk diterima oleh akal. Dan uniknya, entah karena kasihan atau memang terlalu malas untuk mempercayainya, terkadang alasan tersebut diterima oleh sang pengajar.
Hal ini diakui oleh seorang guru senior asal Inggris, John Curry. Selama 14 tahun menjadi seorang pengajar, ia mengaku sudah mendengar ratusan alasan mustahil yang diungkapkan oleh para muridnya demi menghindari hukuman karena tidak mengerjakan PR.
Guru yang mengajar Komputer di sekolah City of Bath College itu menceritakan bahwa pernah salah seorang muridnya mengklaim ditangkap oleh pihak kepolisian karena dituduh menjadi mata-mata China dan dibebaskan tepat ketika ia harus menyerahkan PR nya.
Sementara, ia juga pernah memaafkan seorang murid lainnya yang merupakan warga India. Murid tersebut beralasan pemerintah India hendak menyita rumahnya di sana karena mengira ia sudah meninggal.
Alasan lain yang cukup menggelitik adalah terlalu sedih dan berduka akibat kematian. Namun lucunya bukan dari keluarga atau sanak saudaranya di rumah, melainkan kematian karakter favoritnya di game World of Warcraft.
Di antara semua itu, John Curry mengaku ada satu alasan yang langsung membuatnya luluh dan memberikan waktu tambahan untuk mengerjakan PR. Bocah tersebut rupanya mampu meyakinkan dirinya kalau ia ditakut-takuti oleh hantu di rumah.
"Bocah itu benar-benar percaya ada hantu di rumahnya dan aku menerima alasan tersebut dan memberikannya waktu tambahan," katanya seperti yang dikutip Mirror.
Walau demikian, kebohongan tetaplah kebohongan. Dan John Curry menganggap kebiasaan lebih buruk dibandingkan dengan kejujuran, meskipun hanya dengan mengatakan "Aku belum selesai mengerjakan PR nya," Hal yang mana ia lebih hargai. Tapi sayangnya, sangat sedikit dari para siswa yang mau berkata jujur. Atau mungkin setidaknya memberikan alasan yang lebih kreatif lagi?? Hmm...
ILUSTRASI |
Alasan-alasan seperti buku tugas yang dimakan oleh anjing peliharaan, atau tertidur saat mengerjakan PR sudah menjadi barang basi yang benar-benar sudah tidak terpakai lagi. Sebaliknya kini tidak sedikit anak-anak yang terlalu kreatif sehingga memberikan alasan yang mungkin sulit untuk diterima oleh akal. Dan uniknya, entah karena kasihan atau memang terlalu malas untuk mempercayainya, terkadang alasan tersebut diterima oleh sang pengajar.
Hal ini diakui oleh seorang guru senior asal Inggris, John Curry. Selama 14 tahun menjadi seorang pengajar, ia mengaku sudah mendengar ratusan alasan mustahil yang diungkapkan oleh para muridnya demi menghindari hukuman karena tidak mengerjakan PR.
Guru yang mengajar Komputer di sekolah City of Bath College itu menceritakan bahwa pernah salah seorang muridnya mengklaim ditangkap oleh pihak kepolisian karena dituduh menjadi mata-mata China dan dibebaskan tepat ketika ia harus menyerahkan PR nya.
Sementara, ia juga pernah memaafkan seorang murid lainnya yang merupakan warga India. Murid tersebut beralasan pemerintah India hendak menyita rumahnya di sana karena mengira ia sudah meninggal.
Alasan lain yang cukup menggelitik adalah terlalu sedih dan berduka akibat kematian. Namun lucunya bukan dari keluarga atau sanak saudaranya di rumah, melainkan kematian karakter favoritnya di game World of Warcraft.
Di antara semua itu, John Curry mengaku ada satu alasan yang langsung membuatnya luluh dan memberikan waktu tambahan untuk mengerjakan PR. Bocah tersebut rupanya mampu meyakinkan dirinya kalau ia ditakut-takuti oleh hantu di rumah.
"Bocah itu benar-benar percaya ada hantu di rumahnya dan aku menerima alasan tersebut dan memberikannya waktu tambahan," katanya seperti yang dikutip Mirror.
Walau demikian, kebohongan tetaplah kebohongan. Dan John Curry menganggap kebiasaan lebih buruk dibandingkan dengan kejujuran, meskipun hanya dengan mengatakan "Aku belum selesai mengerjakan PR nya," Hal yang mana ia lebih hargai. Tapi sayangnya, sangat sedikit dari para siswa yang mau berkata jujur. Atau mungkin setidaknya memberikan alasan yang lebih kreatif lagi?? Hmm...